Minggu, 01 Juni 2014

Askeb Anak Sakit : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta penanganannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.
2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera
5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan
1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya.
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I :     PENDAHULUAN
              1.1 Latar Belakang
              1.2 Tujuan
                   1.2.1   Tujuan Umum
                   1.2.2   Tujuan Khusus
              1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup
              1.4 Sistematika Penulisan
BAB II :    TINJAUAN TEORI
              2.1 Konsep Dasar Diare
                   2.1.1   Pengertian Diare
                   2.1.2   Penyebab Diare / Etiologi
                   2.1.3   Jenis Diare
                   2.1.4   Patogenesis
                   2.1.5   Patofisiologis
                   2.1.6   Gejala / Gambaran Klinis
                   2.1.7   Komplikasi
                   2.1.8   Klasifikasi Diare
                   2.1.9   Pemeriksaan Penunjang
                   2.1.10  Penanganan
                   2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
BAB III :   TINJAUAN KASUS
              3.1 Pengkajian
                   3.1.1   Data Subyektif
                   3.1.2   Data Obyektif
              3.2 Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah
              3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial
              3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
              3.5 Intervensi
              3.6 Implementasi
              3.7 Evaluasi
BAB IV :  PENUTUP
              4.1 Kesimpulan
              4.2 Saran
                   4.2.1   Bagi Mahasiswa
                   4.2.2 Bagi Instansi Pelayanan
                   4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Diare
    2.1.1  Pengertian Diare
Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)
2.1.2  Penyebab Diare / Etiologi
          Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
a.  Infeksi Enternal   : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
                        Infeksi Enternal ini meliputi :
« Infeksi Bakteri     : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.
« Infeksi Virus       : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.
« Infeksi Parasit     : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida algicans).
                   b.  Infeksi Parenteral  :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
« Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
« Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
              2.  Faktor Malarbsorbsi
                   a.  Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
                        Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
                   b.  Malarbsorbsi Lemak
                        Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
                   c.  Malarbsorbsi Protein
              3.  Faktor Makanan
                   Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
              4.  Faktor Psikologis
                   Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
    2.1.3  Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
« Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung
« Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
« Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
« Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
« Gangguan bakteri jamur dan parasit
« Malarbsorbsi kalori dan lemak
« Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.
    2.1.4  Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
    2.1.5  Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
    2.1.6  Gejala / Gambaran Klinis
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
    2.1.7  Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
    2.1.8  Klasifikasi Diare
Klasifikasi Diare
Gejala
Klasifikasi
Tindakan / Pengobatan
1.   Dehidrasi
   Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
   Latergis / tidak sadar
   Mata cowong / cekung
   Tidak bisa minum / malas minum
   Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
a.   Diare Dehidrasi Berat
   Jika tidak ada klasifikasi berat lain
   Berikan cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zink
   Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
   Rujuk segera
   Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
   Jika ada kolera didaerah tersebut, berikan antibiotik untuk kolera
   Terdapat dua / lebih tanda-tanda berikut :
   Gelisah, rewel / marah
   Mata cowong / cekung
   Haus, minum dengan lahap
   Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
b.   Diare Dehidrasi Ringan / Sedang
   Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
   Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain :
   Rujuk segera
   Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
   Nasehati kapan kembali segera
   Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
   Tidak cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan / sedang
c.    Diare Tanpa Dehidrasi
   Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zink (10 hari berturut-turut)
   Nasehati kapan kembali segera
   Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
2.  Jika Diare 14 hari / Lebih
   Ada Dehidrasi
a.   Diare Persisten Berat
   Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain
   Rujuk
   Tanpa Dehidrasi
b.   Diare Persisten
   Nasehati pemberian untuk diare persisten
   Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
   Kunjungan ulang 5 hari
3.  Darah Dalam Tinja
   Ada darah dalam tinja
a.   Disentri
   Beri antibiotic yang sesuai
   Beri tablet zink (10 hari berturut-turut)
   Nasehati kapan kembali segera
   Kunjungan ulang 2 hari
    2.1.9  Pemeriksaan Penunjang
              1.   Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
              2.  Pemeriksaan Darah  :         Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
              3.  Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
              4.  Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik
    2.1.10 Penanganan
              Dasar pengobatan diare adalah :
              1.   Pemberian Cairan
                   a.  Cairan peroral
« Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
« Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l
« Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l
« Formula lain yang disebut oralit
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula
                   b.  Cairan Perenteral / Infuse
                        Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
                        Cara memberikan cairan :
« Belum ada dehidrasi
Ø Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
« Dehidrasi Ringan
Ø 1 jam pertama     : 25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)
Ø Selanjutnya         : 125 ml / kg BB / hari ad libitum
« Dehidrasi Sedang
Ø 1 jam pertama     : 50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric (sonde)
Ø 7 jam berikutnya : 10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes / menit
Ø 16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric
              2.  Pengobatan Dietelik
                   Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
              3.  Obat – Obatan
a. Obat anti sekresi
« Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
« Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari
b. Obat spasmolitik
« Papaverihn
« Ekstra bveladona
« Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
« Kaolin
« Dektini
« Chorcool
« Tahurol
d. Antibiotika
     Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :
« Kolera                :   Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari
« Compylohectar   :   Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal   : 29 Mei  2014                  Jam : 16.00 WIB            
Oleh : Fitria Sundari
RS / BPS / Klinik : BPS. Suharni.Amd.Keb
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
 1. Biodata
1.1    Bayi / Anak
       Nama                         : An. “N”
       Usia                            : 1 tahun
       Jenis Kelamin               : Perempuan ( )
       Anak Ke                      : 1 (satu)
       Jumlah Saudara Kandung :      -
1.2   Orang Tua
Nama        : Ny. “N”                    Nama Suami : Tn. “S”
Umur         : 23 th                        Umur         : 25 th
Bangsa       : Indonesia                  Bangsa       : Indonesia
Agama       : Islam                        Agama       : Islam
Pendidikan : SMA                         Pendidikan : SMA
Pekerjaan   : IRT                           Pekerjaan   : Swasta
Penghasilan : -                               Penghasilan : -
Alamat       : JL. CUTMUTIA
2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
3. Riwayat Antenatal
Penyakit / Infeksi Saat Hamil                      : Tidak ada
Tempat & Frekuensi ANC                          : BPS, 4x ANC
Imunisasi yang diperoleh saat ANC & Frekuensi   :         Imunisasi TT1 dan TT2
Kebiasaan ibu selama hamil                        : Melakukan pekerjaan RT
Obat / Jamu yang diminum selama hamil    : Tidak ada
4. Riwayat Kelahiran
§ Tempat Lahir dan Penolong : BPS dan penolong Bidan
§ Cara dan Lama Kelahiran     : Spontan B. dan lamanya ± 20 menit
§ Komplikasi Persalinan          : Tidak ada
§ Kondisi saat lahir                 : Baik
5.  Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi
BCG
Hepatitis
DPT
Polio
Campak
DT
Lain-lain
Terakhir sekali di berikan
10 / 08
2013
28 / 11
2013
27 / 12
2013
27 / 12
2013
23 / 05
2014
-
-
Frekuensi pemberian
1 x
3 x
3 x
4 x
1 x
-
-
6.  Riwayat Kesehatan
     a.  Riwayat Perkembangan Anak
          Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.
     b.  Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)
Ø Pasien         : Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang menderita penyakit diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).
Ø Orang Tua   : Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).
Ø Keluarga      : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).
                 c.  Perilaku Kesehatan
                      Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita penyakit diare.
                 d.  Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat
                      Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang bagi anak.
            7.  Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga
                 Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.
            8.  Pola Kehidupan Sehari-hari
                 a.     Pola Nutrisi
                        Lama pemberian ASI                   : 6 bulan
                        Jenis makanan utama                  : Nasi
                        Lauk, sayur, buah yang dikonsumsi : Tahu, tempe, telur, sayuran dan jeruk
                        Jumlah / Frekuensi pemberian      : 3 x sehari
                        Makanan ekstra yang biasa dimakan  :         Tidak ada
                        Nafsu makan                             : Sedikit berkurang
                 b.    Pola Eliminasi
                        BAK      :    Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas, bau khas dan tidak ada nyeri
BAB      :    Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelum sakit BAB 1-2 x perhari warna khas, bau khasdan konsistensi lembek. Pada saat sakit anaknya BAB 4 x perhari warna khas, bau khas dan konsistensi encer.
                 c.     Pola Aktivitas
Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah berkembang sesuai dengan usianya saat ini dan aktivitas anak sehari-hari hanya bermain
                 d.    Pola Istirahat / Tidur
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang ± 4 jam (12.00 – 16.00 WIB) dan tidur malam ± 10 jam (21.00 – 07.00 WIB)
                 e.     Personal Hygiene
                        Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x sehari, mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x sehari atau jika basah dan kotor
    3.1.2 DATA OBYEKTIF
            1.   Pemeriksaan Umum
                 a.  Kesadaran          : Composmentis
                 b.  Keadaan Umum : Cukup
                 c.  Antropometri     :    BBL / TBL                       : 2400 gram / 48 cm     
                                                   BB (k/p sebelum / sesudah) :    10 kg
                                                   TB                                : 75 cm
                                                   Lingk. Lengan Atas          : 10 cm
                                                   Lingk. Dada                   : 30 cm
                                                   Lingk. Kepala                 : 45 cm
                 d.  Tanda-Tanda Vital :
   Nadi : 96 x/menit             (Teratur / Tidak)  
   Suhu : 37,1 °C                   (Axilla / Rectal)
   RR   : 35 x/menit             (Teratur / Tidak)
            2.  Pemeriksaan Fisik
a.            Inspeksi
Kepala
Ø Keadaan kulit kepala        : Bersih dan tidak ada ketombe
Ø Warna rambut                 : Hitam
Ø Jumlah                           : Lebat
Ø Rontok / Tidak                : Tidak Rontok
Muka
Ø Kebersihan                      : Bersih
Ø Pucat                              : Tidak pucat
Ø Oedema                         : Tidak oedema
Mata
Ø Bentuk                            : Tidak cowong
Ø Conjungtiva                    : Tidak anemis
Ø Sklera                             : Tidak ikterus
Ø Palpebra                         : Tidak oedema
Hidung
Ø Kebersihan                      : Bersih
Ø Pernafasan cuping hidung    : Tidak ada
Ø Polip                              : Tidak ada
Ø Sekret                             : Tidak ada
Telinga
Ø Bentuk                            : Simetris
Ø Kelainan                         : Tidak ada
Ø Kebersihan                      : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut
Ø Bentuk                            : Simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis
Ø Bibir                               : Tidak ada stomatitis
Ø Gigi                                : Keadaan gigi rapi dan tidak ada caries gigi
Ø Mukosa mulut                 : Lembab
Ø Lidah                              : Bersih
Leher
Ø Pembesaran kel. tyroid     : Tidak ada
Ø Pembesaran vena jugularis  : Tidak ada
Aksilla
Ø Pembesaran kel. limfe      : Tidak ada
Dada dan payudara
Ø Bentuk                            : Simetris / funnel chest
Ø Kebersihan                      : Bersih
Abdomen
Ø Kebersihan                      : Bersih
Ø Pembeesaran Abdomen    : Tidak ada
Ø Turgor Kulit                    : Menurun
Punggung
Ø Posisi tulang belakang      : Normal / Lordosis (Tegak)
Genetalia
Ø Kebersihan                      : Bersih
Ø Warna                            : Kemerahan
Ø Kelainan                         : Tidak ada
Ø Varices                           : Tidak ada
Ø Oedema                         : Tidak oedema
Anus
Ø Kelainan                         : Tidak ada
Ekstermitas atas & bawah
Ø Simetris                          : Simetris
Ø Oedema                         : Tidak oedema
Ø Jumlah Jari                     : Lengkap, tidak ada polidaktil / sindaktil
b.  Palpasi
Dada & payudara
Ø Nyeri tekan                     : Tidak ada
Ø Tumor / benjolan            : Tidak ada
Ø Keluaran                         : Tidak ada
Leher
Ø Pembesaran kel. tyroid     : Tidak ada
Ø Pembesaran vena jugularis  : Tidak ada
Abdomen
Nyeri Tekan                    : Tidak ada
Kembung                        : Ada kembung
c. Auskultasi
     Dada
Ronchi / Whezing            : Tidak ada
Abdomen
Bising Usus                      : Positif
d. Perkusi
Refleks patella                     : Tidak dilakukan
            3.  Tumbuh Kembang
                 a.  Tumbuh (Antropometri)
                         BB                       : 10 kg
                         TB                       : 75 cm
                         Lingk. Dada          : 30 cm
                         Lingk. Lengan Atas : 10 cm
                         Lingk. Kepala        : 45 cm
                 b.  Kembang
                         Motorik Halus      : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mampu memasukkan mainan kedalam cangkir dan meletakkan benda ke tangan orang lain
                         Motorik Kasar         : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah bisa berdiri tanpa berpegangan, sudah bisa melangkah sendiri dan duduk sempurna
                 c.  Sistem Neurologi
                         Reflek Moro             : Positif / Kuat     
                         Reflek Rooting          : Positif / Kuat
                         Reflek Graphs / Plantar :                Positif / Kuat
                         Reflek Sucking           : Positif / Kuat  
                         Reflek Tonic Neck     : Positif / Kuat     
                         Reflek Swallowing      : Positif / Kuat
                         Reflek Babynsky         : Positif / Kuat
            4.  Pemeriksaan Penunjang
                 a.  Darah
                      Hemoglobin                : Tidak dilakukan
                 b.  Urine
                      Albumin                      : Tidak dilakukan
                      Reduksi                       : Tidak dilakukan
                 c.  Pemeriksaan Laboratorium lain-lain
                      Tidak dilakukan


3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH
Tanggal
Jam
Diagnosa / Masalah
Data Dasar
29-05-2014
16.10
Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari
DO :     Kesadaran       : Composmentis
   Keadaan Umum :                 Cukup
   TTV               :    Suhu : 37,1 °C
   Nadi   : 96 x/menit
                              RR      : 35 x/menit
   Mata              : Tidak cowong
   Turgor Kulit    : Menurun
   Abdomen        : Kembung (+), Bising Usus (+)
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
     Potensial terjadinya dehidrasi ringan
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral
3.5 INTERVENSI
     Tanggal        : 29 MEI 2014                                        Jam      :16.15 WIB
     Diagnosa      : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
Tujuan         : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ± 30 menit diharapkan ibu mengerti dan memahami tindakan yang akan dilakukan, serta memahami penjelasan petugas.
Kriteria Hasil :    Kesadaran                        :      Composmentis
               Keadaan Umum                :      Baik
                             TTV dalam Batas normal   :         Suhu          :      36,5 37,5 °C
   Nadi : 60 100 x/menit
                                                          RR   : 40 60 x/menit
   Turgor Kulit                   : Baik
   Abdomen                      : Kembung (-), Bising Usus (+)
   Tidak terjadi dehidrasi
INTERVENSI
RASIONAL
1.   Lakukan pemeriksaan pada anak
1.    Dengan melakukan pemeriksaan pada anak diharapkan dapat mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini
2.  Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
2.   Diharapkan dengan dilakukan observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, keadaan pasien dapat dipantau
3.  Observasi tanda-tanda dehidrasi
3.   Diharapkan dengan dilakukan observasi tanda-tanda dehidrasi pasien tidak mengalami dehidrasi ke tingkat yang lebih tinggi
4.  Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
4.   Diharapkan ibu dan keluarga dapat mengerti tentang kondisi anaknya saat ini
5.  Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit
5.   Diharapkan keadaan anak dapat membaik dan tidak terjadi dehidrasi
6.  Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene
6.   a.  Nutrisi
Lakukan pengenceran pada pemberian susu formula.
b.  Personal Hygiene
Jaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi).
7.  Berikan terapi kepada pasien
7.   Diharapkan untuk mempercepat kesembuhan pasien
3.6 IMPLEMENTASI
     Diagnosa      : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
Tanggal
Jam
Implementasi / Tindakan
29-05-2014
16.25
1.   Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini
16.30
2.  Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
   Kesadaran          : Composmentis
   Keadaan Umum : Cukup
   TTV                  : Nadi : 96 x/menit
                      Suhu : 37,1 °C
RR   : 35 x/menit
16.35
3.  Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
   Mata                 : Tidak cowong
   Turgor Kulit       : Menurun
   Abdomen          : Kembung (+), Bising usus (+)
16.40
4.  Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui kondisi pasien saat ini
16.45
5.  Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
16.50
6.  Memberikan HE kepada ibu tentang :
a.  Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula.
b.  Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan cara merebus botol kedalam air mendidih ± 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu.
16.55
7.  Memberikan terapi puyer diare :
   Metronidazol  : 3 x ½ tablet
   Diaform         : 3 x ½ tablet
   Coludium       : 2 x ½ tablet              Puyer terdiri dari
   Antasid          : 2 x ½ tablet                 10 bungkus
   Ratrim           : 2 x ½ tablet
   CTM             : 3 x ½ tablet
   Vosea            : 3 x 1 sendok teh

3.7 EVALUASI
     Tanggal        : 29 Mei 2014                                 Jam  :17.00 WIB
     S      :    Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
     O     :       Kesadaran          : Composmentis
     Keadaan Umum : Cukup
   TTV                  :    Nadi   : 96 x/menit
                                     Suhu   : 37,1 °C
   RR      : 35 x/menit
   Mata                 : Tidak cowong
   Turgor Kulit       : Menurun
   Abdomen          : Kembung (+), Bising usus (+)
     A     :    Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
     P     :       Memberikan HE pada ibu tentang :
Personal Hygiene
Nutrisi
Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
Minum obat secara teratur
   Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 1 Juni 2014 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
          Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak “N” dengan diare tanpa dehidrasi di BPS Suharni,Amd.keb - Sampit, maka saya dapat mengambil suatu kesimpulan dan saran sesuai uraian dibawah berikut :
4.1 Kesimpulan
    1.  Pengkajian
DS      : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
DO  :       Kesadaran       : Composmentis
   Keadaan Umum :      Cukup
        TTV               :    Nadi   : 96 x/menit
                                       Suhu   : 37,1 °C
   RR      : 35 x/menit
        Mata              : Tidak cowong
        Turgor Kulit    : Menurun
        Abdomen        : Kembung (+), Bising usus (+)
    2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah
          Diagnosa    : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
3. Identifikasi Diagnosa Potensial
          Potensial terjadinya dehidrasi ringan
    4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral
    5. Intervensi
          Diagnosa    : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
1.   Lakukan pemeriksaan pada anak
2.  Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
3.  Observasi tanda-tanda dehidrasi
4.  Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
5.  Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit
6.  Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene
7.  Berikan terapi kepada pasien
      6. Implementasi
          Diagnosa      : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
1.   Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh anak saat ini
2.  Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
   Kesadaran          : Composmentis
   Keadaan Umum : Cukup
   TTV                  :  Nadi  : 96 x/menit
                                Suhu  : 37,1 °C
                                RR     : 35 x/menit
3.  Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
   Mata                 : Tidak cowong
   Turgor Kulit       : Menurun
   Abdomen          : Kembung (+), Bising usus (+)
4.  Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui kondisi pasien saat ini
5.  Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
6.  Memberikan HE kepada ibu tentang :
     a.  Nutrisi
          Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula
b.  Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari
  Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan cara merebus botol kedalam air mendidih ± 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu
7.  Memberikan terapi puyer diare :
   Metronidazol :    3 x ½ tablet
   Diaform       :    3 x ½ tablet
   Coludium     :    2 x ½ tablet                 Puyer terdiri dari
   Antasid         :    2 x ½ tablet                   10 bungkus
   Ratrim          :    2 x ½ tablet
   CTM            :    3 x ½ tablet
   Vosea           :    3 x 1 sendok teh
7. Evaluasi
S   :    Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
O  :       Kesadaran       : Composmentis
          Keadaan Umum :      Cukup
   TTV               :    Nadi   : 96 x/menit
          Suhu   : 37,1 °C
   RR      : 35 x/menit
   Mata              : Tidak cowong
   Turgor Kulit    : Menurun
   Abdomen        : Kembung (+), Bising usus (+)
A   :    Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
P   :       Memberikan HE pada ibu tentang :
Personal Hygiene
Nutrisi
Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
Minum obat secara teratur
   Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
4.2 Saran
    4.2.1  Bagi Mahasiswa
              Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
    4.2.1  Bagi Instansi Pelayanan
              Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
    4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan
              Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar