BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amnion
manusia terdiri dari 5 lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengganggu
pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion.
Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel
amniotik ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein nolkolagen
(laminin,nidogen dan fibronectin) dari membran basalis, lapisan amnion
disebelah nya. Lapisan kompakta jaringan
konektif yang melekat pada membrane basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari
amnion.
Kolagen dari
lapisan kompakta disekresikan oleh sel
mesenkim dari lapisan fibroblast. Kolagen interstitial (tipe I dan tipe
III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang mempertahankan intregitas
mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi filamentosa antara
kolagen interstitial dan membrane basalis epithellial. Tidak ada interposisi
dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniontic
sehingga amnion dapat mempertahankan tensile strength selama stadium akhir
kehamilan normal.
Lapisan
fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling tebal terdiri dari sel
mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan
longgar dari glikoprotein non
kolagenosa.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun
tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb
IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan oligohidramnion.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengertian dari air ketuban
b) Mengetahui fungsi dari air ketuban
c) Mengetahui pengertian dari oligohidramnion
d) Mengetahui etiologi dari oligohidramnion
e) Mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion
f) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion
g) Mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion
h) Mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion
i) Mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion
j) Mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari oligohidramnion
k) Mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari
oligohidramnion
l) Mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan oligohidramnion.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari air ketuban
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari air ketuban
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari oligohidramnion
4. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari oligohidramnion
5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion
7. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion
8. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion
9. Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion
10. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari
oligohidramnion
11. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari
oligohidramnion
12. Mahasiswa dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
oligohidramnion
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Ketuban
Air Ketuban merupakan jaringan vaskular yang lentur tetapi kuat, bagian
dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang
asalnya ektoderm. ( Sarwono, 2009)
Cairan
ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang
terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan.
B. Fungsi Air Ketuban
Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :
1. Melindungi bayi dari trauma
2. Terjepitnya tali pusat
3. Menjaga kestabilan suhu dalam rahim
4. Melindungi dari infeksi
5. Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya
berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru
janin.
C. Pengertian Oligohidramnion
Oligohidramnion
adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang dari normal
yaitu kurang dari 500cc.
D. Etiologi
1. Sebab pasti belum diketahui dengan jelas
2. Primer, karena pertumbuhan amnion yang kurang baik
3. Sekunder, ketuban pecah dini
4. Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu dari
segi:
a) Fetal :
1) Kromosom
2) Kongenital
3) Hambatan pertumbuhan janin
4) Kehamilan postterm
5) Premature ROM (Rupture Of amniotic Membranes)
b) Maternal :
1) Hidrasi
2) Insufisiensi uteroplasental
3) Preeklampsia
4) Diabetes
5) Hipoksia kronis
E. Patofisiologi
Secara umum,
oligohidramnion berhubungan dengan :
1. Rupture membrane amnion/rupture of amniotic membrane(ROM)
2. Gangguan congenital dari jaringan
fungsional ginjal atau obstruktif uropathi
3. Keadaan-keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin
tergantung amnion
4. Fetal urinary tract
Malformation
: seperti renal agenesis, cystic dysplasia dan atresia uretra
5. Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan
perfusi renal
6. Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi kardiak
output fetal
7. Pada growth-restricted fetus, hipoksia kronis menyebabkan aliran darah dari
ginjal ke organ-organ vital lain
8. Anuria dan oliguria
Namun dari
beberapa kepustakaan Juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi
terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan
fenotip pottern, dimana sindroma potter dan fenotip potter adalah suatu keadaan
kompleks yang berhubungan dengan ginjal bawaan dan berhubungan dengan
oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip
potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayinya bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dinding
rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah potter). Selain itu, karena
didalam ruangan rahim sempit maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau
mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion
juga menyebakan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik)
sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Pada
sindroma potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang
menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam
keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan cairan yang khas dari sindroma potter. Gejala
sindroma potter berupa : wajah potter (kedua mata terpisah jauh terdapat
lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang
tertarik ke belakang).
F. Tanda dan gejala oligahidramnion:
1. Janin dapat diraba dengan mudah
2. Tidak ada efek pantul(ballotement)
3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
Gejala dan
tanda tersebut berdasarkan pada fakta bahwa cairan amnion yang ditemukan berada
dibawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan tertentu. Pada kehamilan
normal, volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami
pluktuasi.Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada
trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut
mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup
bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan ultrasonografi dan ini
merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.
G. Gambaran klinis
1. Uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
2. Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan janin
3. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih
jelas
4. Sering berakhir dengan partus prematurus
5. Persalinan lebih lama dari biasanya
6. Sewaktu his akan terasa sakit sekali
7. Bila ketuban pecah ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
H. Akibat oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat
bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus
prematurus yaitu picak seperti kertas kusut Karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat baewaan
karena tekanan atau kulit jadi kering.
I. Resiko Kehamilan dengan Oligohidramnion
1. Resiko ibu:
Persalinan yang tidak sesuai dengan proses yang semestinya
2. Resiko janin:
a) Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusat, karena tali
pusat mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung.
b) Resiko hipokplasi jaringan paru yang meningkat, jika kasus telah ada
sebelumnya ada setelah gestasi.
J. Diagnosa
Oligohidramnion
harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara bermakna dibandingkan yang
diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab oligohidramnion adalah absobrsi
atau kehilangan cairan yang meningkat kepada KPD sehingga menyebabkan 50% kasus
oligohidramnion.
Diagnosa
dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban.
Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa
di duga dengan : pengukuran tinggi fundus uteri dan palpasi. Namun hal ini
hanya berupa asumsi saja, tetapi harus di konfirmasi melalui pemeriksaan USG.
USG juga
bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak
tumbuh (dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih janin) serta untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan speculum dapat
di lakukan guna mendeteksi adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air
ketuban.
Jika terjadi
oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara ekspektatif tergantung
kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil cukup bulan, dilakukan
pengakhiran kehamilan sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim, jika sudah
matang di lakukan induksi persalinan.
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada ibu :
1. Istirahat yang cukup
2. Perbaiki nutrisi dan cairan
3. Pemantauan kesejahteraan janin
4. Hitung pergerakan janin
5. Pemeriksaan USG.
Jumlah air
ketuban bisa di tambah dari luar dengan melakukan amnioinfusion yaitu dengan
cara memasukan cairan NaCL melalui leher rahim, sehingga akan menurunkan angka
Caesar pada kasus oligohidramnion.
L. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
yang biasa dilakukan :
1. USG ibu (menunjukan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau
ginjal yang sangat abnormal).
2. Rontgen perut bayi
3. Rontgen paru-paru bayi
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Air Ketuban
merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput
berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya
ektoderm. (Sarwono, 2009)
Air ketuban memiliki beberapa
peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali
pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat
bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu
perkembangan saluran cerna dan paru janin.
Oligohidramnion adalah suatu
keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang dari normal yaitu
kurang dari 500cc.
Pada ibu yang mengalami
oligohidramnion biasanya uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen, ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan janin. Sering
berakhir dengan partus prematurus bunyi jantung janin sudah terdengar mulai
bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama dan biasanya,
sewaktu his akan sedikit sekali, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar.
Umumnya cairan amnion
meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia
kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan
menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion
dilakukan dengan ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada
pemeriksaan ultrasonografi lengkap.
B.
Kritik dan Saran
Penulis menyadari benar bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kritik dari pembaca sangat di perlukan dan penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk bisa memberikan masukan yang membangun untuk
bisa memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.
Setelah mempelajari mengenai OLIGOHIDRAMNION maka saran yang dapat
penulis sampaikan bahwa kita khususnya sebagai seorang bidan bisa selalu
meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, supaya permasalahan yang terjadi
dapat segera diselesaikan se-efektif
mungkin dan mengatasi kasus yang di hadapi sesuai dengan prosedurnya.
- Bagi
Mahasiswa
a) Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengerti dengan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan oligohidramnion
b) Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala
oligogohidramnion
c) Diharapkan setiap mahasiswa dapat menentukan diagnose dari kehamilan dengan
oligohidramnion
- Bagi
Tenaga Kesehatan
a)
Diharapkan
setiap Nakes dapat melakukan penatalaksanaan segera pada bumil dengan
oligohidramnion
b)
Diharapkan
setiap Nakes dapat memberikan asuhan kebidanan pada bumil dengan
oligohidramnion secara komprehensif.
DAFTAER
PUSTAKA
1. Wiknjosastro
Haanifa, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta, 2005.
2. Wiknjosastro
Hanifa, buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP,
Jakarta, 2006.
3. oli/riezz_one.makalah.manajemen.asuhan.kebidanan.patologi.pada.kehamilan.dengan.oligohidramnion.htm
TUGAS
MAKALAH ASKEB IV
TENTANG
“OLIGOHIDRAMNION”
DOSEN
PENGAJAR : SRINARWATI,S.KEB

DI
SUSUN OLEH : KELOMPOK 5
1. EKAWATI :
12.11.401.01.0352
2. FITRIA SUNDARI :
12.11.401.01.0360
3. MAHMUDAH :
12.11.401.01.0384
4. MARIA ULFA :
12.11.401.01.0386
5. MELANI PUTRI P :
12.11.401.01.0388
6. MELISA :
12.11.401.01.0390
7. RENI HERYANTI :
12.11.401.01.0432
AKADEMI
KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM
TAHUN
AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah askeb IV (patologis) yang Berjudul OLIGOHIDRAMNION.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khus
BAB II
: PEMBAHASAN
A. Pengertian Air
Ketuban
B. Fungsi Air
Ketuban
C. Pengertian Air
Ketuban
D. Etiologi
E. Patofisiologi
F. Tanda dan
gejala Oligohidramnion
G. Gambaran Klinis
H.Akibat
Oligohidramnion
I. Resiko
Kehamilan dengan Oligohidramnion
J. Diagnosa
K. Penatalaksanaan
L. Pemeriksaan
Penunjang
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar