Minggu, 01 Juni 2014

MAKALAH ASKEB IV TENTANG “OLIGOHIDRAMNION”

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Amnion manusia terdiri dari 5 lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengganggu pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion. Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein nolkolagen (laminin,nidogen dan fibronectin) dari membran basalis, lapisan amnion disebelah nya. Lapisan kompakta  jaringan konektif yang melekat pada membrane basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari amnion.
Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel  mesenkim dari lapisan fibroblast. Kolagen interstitial (tipe I dan tipe III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang mempertahankan intregitas mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi filamentosa antara kolagen interstitial dan membrane basalis epithellial. Tidak ada interposisi dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniontic sehingga amnion dapat mempertahankan tensile strength selama stadium akhir kehamilan normal.
Lapisan fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling tebal terdiri dari sel mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler  kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan longgar  dari glikoprotein non kolagenosa.

B.    Tujuan
1.     Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan oligohidramnion.
2.    Tujuan Khusus
a)      Mengetahui pengertian dari air ketuban
b)     Mengetahui fungsi dari air ketuban
c)      Mengetahui pengertian dari oligohidramnion
d)     Mengetahui etiologi dari oligohidramnion
e)      Mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion
f)       Mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion
g)      Mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion
h)     Mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion
i)       Mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion
j)   Mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari oligohidramnion
k)  Mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari oligohidramnion
l)   Mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan oligohidramnion.

C.    Manfaat
1.     Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari air ketuban
2.    Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari air ketuban
3.    Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari oligohidramnion
4.    Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari oligohidramnion
5.    Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion
6.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion
7.    Mahasiswa dapat mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion
8.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion
9.    Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion
10.  Mahasiswa dapat mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari oligohidramnion
11.   Mahasiswa dapat mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari oligohidramnion
12.  Mahasiswa dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan oligohidramnion




























BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Air Ketuban
Air Ketuban merupakan jaringan vaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. ( Sarwono, 2009)
Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan.

B.    Fungsi Air Ketuban
Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :
1.       Melindungi bayi dari trauma
2.      Terjepitnya tali pusat
3.      Menjaga kestabilan suhu dalam rahim
4.      Melindungi dari infeksi
5.      Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.

C.   Pengertian Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang dari normal yaitu kurang dari 500cc.

D.    Etiologi
1.     Sebab pasti belum diketahui dengan jelas
2.    Primer, karena pertumbuhan amnion yang kurang baik
3.    Sekunder, ketuban pecah dini
4.    Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu dari segi:
a)    Fetal :
1)    Kromosom
2)   Kongenital
3)   Hambatan pertumbuhan janin
4)   Kehamilan postterm
5)   Premature ROM (Rupture Of amniotic Membranes)
b)   Maternal :
1)     Hidrasi
2)   Insufisiensi  uteroplasental
3)   Preeklampsia
4)   Diabetes
5)   Hipoksia kronis

E.    Patofisiologi
Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan :
1.     Rupture membrane amnion/rupture of amniotic membrane(ROM)
2.     Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstruktif uropathi
3.    Keadaan-keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin tergantung amnion
4.    Fetal urinary tract
Malformation : seperti renal agenesis, cystic dysplasia dan atresia uretra
5.    Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal
6.    Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi kardiak output fetal
7.    Pada growth-restricted fetus, hipoksia kronis menyebabkan aliran darah dari ginjal ke organ-organ vital lain
8.    Anuria dan oliguria
Namun dari beberapa kepustakaan Juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana sindroma potter dan fenotip potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayinya bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah potter). Selain itu, karena didalam ruangan rahim sempit maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebakan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik) sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Pada sindroma potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan cairan yang khas dari sindroma potter. Gejala sindroma potter berupa : wajah potter (kedua mata terpisah jauh terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).

F.    Tanda dan gejala oligahidramnion:
1.       Janin dapat diraba dengan mudah
2.      Tidak ada efek pantul(ballotement)
3.      Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
Gejala dan tanda tersebut berdasarkan pada fakta bahwa cairan amnion yang ditemukan berada dibawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan tertentu. Pada kehamilan normal, volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami pluktuasi.Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.

G.   Gambaran klinis
1.     Uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
2.    Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan janin
3.    Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
4.    Sering berakhir dengan partus prematurus
5.    Persalinan lebih lama dari biasanya
6.    Sewaktu his akan terasa sakit sekali
7.    Bila ketuban pecah ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

H.  Akibat oligohidramnion
1.     Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut Karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2.    Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat baewaan karena tekanan atau kulit jadi kering.

I.     Resiko Kehamilan dengan Oligohidramnion
1.     Resiko ibu:
Persalinan yang tidak sesuai dengan proses yang semestinya
2.    Resiko janin:
a)    Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusat, karena tali pusat mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung.
b)   Resiko hipokplasi jaringan paru yang meningkat, jika kasus telah ada sebelumnya ada setelah gestasi.

J.     Diagnosa
Oligohidramnion harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara bermakna dibandingkan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab oligohidramnion adalah absobrsi atau kehilangan cairan yang meningkat kepada KPD sehingga menyebabkan 50% kasus oligohidramnion.
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban. Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa di duga dengan : pengukuran tinggi fundus uteri dan palpasi. Namun hal ini hanya berupa asumsi saja, tetapi harus di konfirmasi melalui pemeriksaan USG.
USG juga bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak tumbuh (dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih janin) serta untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan speculum dapat di lakukan guna mendeteksi adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air ketuban.
Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara ekspektatif tergantung kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil cukup bulan, dilakukan pengakhiran kehamilan sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim, jika sudah matang di lakukan induksi persalinan.

K.   Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu :
1.     Istirahat yang cukup
2.    Perbaiki nutrisi dan cairan
3.    Pemantauan kesejahteraan janin
4.    Hitung pergerakan janin
5.    Pemeriksaan USG.
Jumlah air ketuban bisa di tambah dari luar dengan melakukan amnioinfusion yaitu dengan cara memasukan cairan NaCL melalui leher rahim, sehingga akan menurunkan angka Caesar pada kasus oligohidramnion.

L.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan :
1.     USG ibu (menunjukan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal).
2.    Rontgen perut bayi
3.    Rontgen paru-paru bayi



























BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (Sarwono, 2009)
Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang dari normal yaitu kurang dari 500cc.
Pada ibu yang mengalami oligohidramnion biasanya uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen, ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan janin. Sering berakhir dengan partus prematurus bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama dan biasanya, sewaktu his akan sedikit sekali, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.

B.    Kritik dan Saran
Penulis menyadari benar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dari pembaca sangat di perlukan dan penulis mengharapkan kepada pembaca untuk bisa memberikan masukan yang membangun untuk bisa memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.
Setelah mempelajari mengenai OLIGOHIDRAMNION maka saran yang dapat penulis sampaikan bahwa kita khususnya sebagai seorang bidan bisa selalu meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, supaya permasalahan yang terjadi dapat segera diselesaikan se-efektif mungkin dan mengatasi kasus yang di hadapi sesuai dengan prosedurnya.
  1. Bagi Mahasiswa
a)    Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengerti dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan oligohidramnion
b)   Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala oligogohidramnion
c)    Diharapkan setiap mahasiswa dapat menentukan diagnose dari kehamilan dengan oligohidramnion
  1. Bagi Tenaga Kesehatan
a)    Diharapkan setiap Nakes dapat melakukan penatalaksanaan segera pada bumil dengan oligohidramnion
b)   Diharapkan setiap Nakes dapat memberikan asuhan kebidanan pada bumil dengan oligohidramnion secara komprehensif.













DAFTAER PUSTAKA


1.     Wiknjosastro Haanifa, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta, 2005.
2.    Wiknjosastro Hanifa, buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta, 2006.
3.    oli/riezz_one.makalah.manajemen.asuhan.kebidanan.patologi.pada.kehamilan.dengan.oligohidramnion.htm
























TUGAS MAKALAH ASKEB IV
TENTANG “OLIGOHIDRAMNION”


DOSEN PENGAJAR : SRINARWATI,S.KEB





DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1.   EKAWATI                               : 12.11.401.01.0352
2.  FITRIA SUNDARI             : 12.11.401.01.0360
3.  MAHMUDAH                  : 12.11.401.01.0384
4.  MARIA ULFA                   : 12.11.401.01.0386
5.  MELANI PUTRI P             : 12.11.401.01.0388
6.  MELISA                          : 12.11.401.01.0390
7.  RENI HERYANTI              : 12.11.401.01.0432


AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM
TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah askeb IV (patologis) yang Berjudul OLIGOHIDRAMNION. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

















DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................          i
KATA PENGANTAR..........................................................................         ii
DAFTAR ISI    ..................................................................................        iii


BAB I          :  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.    Tujuan Penulisan
1.     Tujuan Umum
2.    Tujuan Khus


BAB II            : PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Ketuban
B.  Fungsi Air Ketuban
C. Pengertian Air Ketuban
D. Etiologi
E.  Patofisiologi
F.  Tanda dan gejala Oligohidramnion
G. Gambaran Klinis
H.Akibat Oligohidramnion
I.   Resiko Kehamilan dengan Oligohidramnion
J.   Diagnosa
K. Penatalaksanaan
L.  Pemeriksaan Penunjang


BAB III          : PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.    Saran


DAFTAR PUSTAKA
iii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar